PDMKARANGANYAR, PD Nasyiatul Asisyiyah – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Karanganyar menyelenggarakan kegiatan Dialog Interaktif dan Musyawarah Kerja Daerah (MUSKERDA) yang bertempat di Rumah Dinas Bupati. Kegiatan ini mengusung tema “Satu Gerak Nasyiah Karanganyar Majeng (Maju Jejaring Ngayomi)” sebagai bentuk komitmen PDNA dalam memperkuat peran dan jaringan kader perempuan muda Muhammadiyah di daerah. Acara ini turut dihadiri oleh Nunuk Suryani selaku Dirjen GTKPG Kemendikdasmen dan Arifah Cahyo Andini Suparmun selaku Wakil Ketua Bidang Kader Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah.
Rosi Arde selaku ketua PDNA Karanganyar menjelaskan bahwa MUSKERDA kali ini merupakan rangkaian ketiga, setelah sebelumnya dilaksanakan kegiatan upgrading dan outbound pimpinan di Ngargoyoso, serta sidang komisi virtual bersama cabang dan ranting. Ia menegaskan bahwa forum ini sangat strategis dalam menyusun langkah-langkah pergerakan perempuan muda Muhammadiyah di Karanganyar, dan menjadi momentum evaluasi serta penguatan kontribusi nyata Nasyiah di tengah masyarakat. Pada puncak acara ini, turut hadir narasumber inspiratif yakni Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Dirjen GTK Kemendikbudristek sekaligus kader Nasyiah, serta Yunda Arifah Cahyo, M.Pd., Wakil Ketua Bidang Kader PWNA Jawa Tengah.
“Muskerda ini sangat penting karena untuk membahas berbagai isu strategis dan merumuskan langkah2 perempuan di daerah kita tercinta di karanganyar, melalui muskerda ini kami PDNA Karanganyar dapat meningkatkan kualitas dan kontribusi serta kebermanfaatan kami untuk sesama,” tambahnya.
Dirjenn GTKPG Nunuk Suryani, dalam dialognya menyampaikan bahwa kesetaraan gender tidaklah diukur dari kuantitas antara laki-laki dan perempuan, melainkan diukur dari kemampuan perempuan yang setara dengan kemampuan laki-laki dalam segi produktifitas, berpikir dan berinovasi.
“Perempuan bukan hanya perlu berpendidikan tinggi, tetapi juga harus terus bergerak menjadi pribadi yang produktif dan berdaya. Dengan kepercayaan diri dan kapasitas yang dimiliki, perempuan mampu menempatkan dirinya secara tepat dan bijaksana, menjadi versi terbaik dari dirinya di setiap ruang dan kesempatan. Di situlah eksistensi perempuan akan bersinar, menunjukkan bahwa mereka setara, mampu, dan tak kalah hebat dari laki-laki dalam membangun peradaban,” imbuhnya.
Yunda Arifah Cahyo Wakil Ketua Bidang Kader PWNA Jawa Tengah, menggarisbawahi bahwa perkaderan harus menjadi proses pembinaan terprogram yang melibatkan aspek keimanan, keislaman, dan keilmuan untuk membentuk perempuan muda sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. Menurutnya, sistem perkaderan ideal mencakup jalur formal, nonformal, dan informal yang mampu mengembangkan kapasitas ideologis, intelektual, serta keterampilan praktis para kader.
“PDNA Karanganyar mengusung gerakan “MAJENG” yang merupakan akronim dari Maju, Jejaring, dan Ngayomi. Gerakan ini bertujuan mendorong kemajuan perempuan melalui kreativitas dan ekonomi kreatif, membangun jejaring lintas sektor, serta berperan aktif dalam isu-isu strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hukum bagi perempuan dan anak. Ia menekankan bahwa kader Nasyiatul Aisyiyah tidak hanya harus tangguh secara pribadi, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang ramah, harmonis, berjejaring, dan mampu mengayomi masyarakat di sekitarnya,” tambahnya.